Listiyani Wahyuningsih
Saat ini, homeschooling menjadi alternatif pendidikan yang bisa dipilih oleh orang tua dalam urusan pendidikan anak-anaknya. Orang tua bisa mempertimbangkan apakah akan memasukkan anaknya ke sekolah formal (sekolah umum) atau sekolah nonformal (misal : Homeschooling, PKBM, kursus, dll). Saat ini, di kota besar seperti Jakarta, semakin banyak orang tua yang menerapkan sistem homeschooling pada anak-anaknya. Pilihan orang tua biasanya didasarkan pada beberapa faktor, misal : biaya, proses sosialisasi, jarak dengan sekolah, dan lain sebagainya.
Sebenarnya, apa itu Homeschooling? Homeschooling/home education/home-based learning merupakan pendidikan alternatif dibawah pengarahan dan pengawasan orang tua atau tutor pendamping, dengan rancangan pelaksanaan pendidikan yang terstruktur, dan terdapat fleksibilitas waktu serta tempat belajar. Biasanya kegiatan belajar mengajar sistem Homeschooling dilaksanakan di rumah, namun tidak menutup kemungkinan juga dilaksanakan di tempat lain, misalnya museum, taman, planetarium, pasar, dan lain sebagainya.
Waktu belajar dalam homeschooling juga bisa disesuaikan, misalnya dilaksanakan pada pagi, siang, sore, atau bahkan malam hari. Pada homeschooling, orang tua bertanggung jawab penuh atas pendidikan anaknya, namun pada proses pelaksanaannya, tidak harus orang tua yang mendampingi anaknya belajar (bisa dibantu oleh tutor).
Hal lain yang menjadi ciri khas homeschooling adalah kurikulumnya. Jika pada sekolah formal satu jenis kurikulum dianut oleh siswa dalam jumlah puluhan atau bahkan ratusan, maka berbeda dengan homeschooling. Pada sistem homeschooling, kurikulum yang dianut oleh anak bisa disesuaikan dengan kemampuan dan potensi dalam diri anak. Misalnya anak yang memiliki kelebihan dalam aspek fisik, maka kurikulum yang dipakai dititikberatkan pada aspek fisik dibandingkan aspek lainnya.
Sistem pendidikan yang mirip dengan Homeschooling adalah Unschool. Sebenarnya sistem pendidikan unschool ini hampir mirip dengan pendidikan homeschooling. Perbedaan Homeschooling dengan unschooling adalah pada sistem homeschooling ada rancangan pelaksanaan pendidikan yang terstruktur, pada sistem unschool, tidak ada rancangan pelaksanaan pendidikan yang terstruktur, sehingga anak-anak unschool belajar tanpa berpedoman pada kisi-kisi pendidikan yang telah dirancang sebelumnya. Jika pada sistem homeschooling terdapat evaluasi untuk melihat progress belajar siswa (biasanya dibuat dalam bentuk laporan hasil belajar), maka tidak demikian dengan unschool. Pada sistem pendidikan unschool tidak ada evaluasi pembelajaran, sehingga sedikit kesulitan untuk melihat sejauhmana progres anak dalam belajar.
Dengan sistem homeschooling, orang tua bisa mengatur sendiri tujuan pembelajaran anak, mengarahkan anak sesuai dengan kemampuan dan potensi dalam dirinya, menyesuaikan pendiidkan dengan nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya, serta menyesuaikan waktu belajar dan tempat belajar bagi anak. Dengan demikian, tujuan dari adanya Homeschooling adalah mengoptimalkan pendidikan anak sesuai dengan kapabilitasnya dan menyesuaikan proses belajar dengan karakteristik masing masing anak, sehingga nantinya akan dicapai hasil belajar yang optimal.