Ayah Bunda, anak merupakan rahmat dan amanah yang harus kita jaga, pelihara, dan didik dengan baik. Dalam sebuah syair Arab disampaikan, “Ibu adalah sekolah pertama bagi anak, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik”. Begitu besar peran orangtua dalam perkembangan anak. Oleh karena itu, kita sebagai orangtua berkewajiban untuk mempersiapkannya dengan baik.
Untuk mempersiakpkan generasi terbaik, langkah awal yang bisa dilakukan adalah mengenali fase-fase dalam pendidikan anak, yaitu:
- Bermain dan bermanja pada usia 0-6 tahun
Usia 0-6 tahun merupakan masa-masa emas saat anak mengalami pesatnya perkembangan otak. Untuk mengembangkan potensi terbaiknya orang tua perlu menghujaninya dengan kasih sayang tanpa batas dan memanjakannya dengan penuh cinta. Temani anak bermain, bermain apa saja yang disukai dan diinginkan, menurut penelitian hal ini dapat mengembangkan kecerdasan dan membuat anak mengeksplorasi berbagai hal baru. Dengan perkembangan teknologi saat ni, orangtua bisa memberikan permainan edukatif sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
Pada usia ini, orangtua tidak diperkenankan untuk menggunakan kekerasan seperti membentak dan memukul, karena kekerasan terbukti dapat mematikan perkembangan sel-sel neuron yang sedang tumbuh pesat yang berarti akan mematikan potensi emas anak.
- Pengenalan disiplin dan tanggung jawab pada usia 7-14 tahun
Berdasarkan ahli jiwa ini, pada usia 7 – 14 tahun merupakan waktu yang terbaik untuk pembetukan keperibadian anak. Pada fase inilah orangtua mulai mengajak anak mengenai kewajiban, kedisiplinan dan mengenal tanggung jawab, seperti yang disampaikan oleh John Locke dalam teori Tabula Rasa, “anak lahir dalam keadaan kosong (seperti kertas putih kosong), hendak ditulis seperti apa sangat tergantung dengan orang yang menullisnya”. Pada fase ini orangtua bisa sedikit agak keras kepada anak, untuk mengingatkan betapa pentingnya kewajiban, disiplin dan tanggung jawab.
- Pendekatan antar teman pada usia 15-21 tahun
Pada usia ini merupakan fase remaja, saat anak mulai mencari jati diri. Saatnya orangta mengganti penanaman disiplin dengan cara yang agak keras menjadi rasional, karena pada umumnya akan memberontak jika orangtua mendidik dengan kekerasan. Orangtua bisa mendidik anak dengan cara menjadikan anak sebaga sahabat dalam berdiskusi, mengajak anak turut serta dalam mebahas masalah keluarga dan diberikan satu persatu tanggung jawab dalam hal tertentu di rumah. Hal ini penting agar anakmerasa dirinya punya kewajiban memperhatikan hal-hal dalam keluarga. Dengan mengakrabkan diri dan berteman dengan anak, orangtua bisa menjadi pendengar dan penasihat yang baik bagi segala permasalahan dan dilema remaja yang dialami anak.
- Pemberian kepercayaan dan kebebasan secara penuh pada usia 21 tahun ke atas
Pada fase ini anak telah memasuki fase kedewasaan, anak mulai dihadapkan dengan berbagai persoalan dan diharapkan dapat menyelesaikannya secara mandiri. Orangtua sudah bisa memberikan kebebasan dna kepercayaan penuh pada anak, namun tetap melihat dan mengontrol perkembangannya dan memberikan nasihat serta peringatan-peringatan ketika anak salah atau lupa, karena terkadang pendidikan yang diajarkan tidak sepenuhnya diamalkan.
Peran orang tua adalah menjadi penasehat, pengawas bagi perilaku dan sikap mereka, dan yang terpenting selalu mendoakan mereka.
Penulis : Irfan Setiawan, S.Pd