Salah satu perilaku yang sering dilakukan oleh balita adalah sering membenturkan kepalanya atau memukul-mukul kepalanya. Bagi orangtua, perilaku tersebut menjadi ketakutan tersendiri olehnya. Sebagai orangtua hal pertama yang dapat dilakukan adalah mampu mengendalikan keadaan, berilah pengertian atau pengetahuan kepada si kecil bahwa hal tersebut tidak benar. Kebiasaan ini biasa terjadi ketika anak berusia di atas 6 bulan hingga 24 bulan. Seiring dengan tahapan perkembangan anak, kebiasaan tersebut akan hilang pada usia 3 tahun atau sejalan dengan kemampuannya berbicara.
Namun, orangtua harus dapat memahami penyebab balita sering memukul kepalanya sendiri. Berikut beberapa alasan anak sering melakukan memukul kepalanya sendiri :
1.Anak sakit/merasa kesakitan. Dengan memukul/membenturkan kepalanya, anak bermaksud untuk mengkomunikasikan rasa sakit yang dirasakannya.
2. Anak terjaga dari tidurnya, dan sulit untuk tidur kembali.
3. Anak merasa marah.
4. Anak merasa frustasi. Ketika anak belum memiliki kemampuan verbal yang baik, anak merasa kesulitan dalam menyampaikan/mengungkapkan hal-hal yang diinginkannya. Memukul kepalanya adalah media untuk mengekspresikan hal tersebut.
5. Anak mencari perhatian orangtua. Dengan memukul kepalanya, anak mencoba mencari perhatian orangtuanya atau membuat orangtuanya agar dapat memenuhi keinginannya.
Gali penyebab ketika anak mulai memukul-mukul kepalanya sendiri. Apakah anak merasa kesakitan, sedang marah, frustasi, terjaga dari tidurnya atau sedang mencari perhatian orangtuanya agar keinginannya dapat terpenuhi?
Ketika orangtua telah mampu memahami penyebab dari perilaku memukul kepala yang dilakukan anak, orangtua lebih mudah untuk menanggulanginya. Namun hal pertama yang dapat dilakukan orangtua ketika perilaku itu muncul adalah tenang dan segera identifikasi apa yang anak ingin sampaikan dan apa yang ia butuhkan.
Semoga tips ini bermanfaat bagi orangtua dengan permasalahan yang serupa. Happy Parenting, Parents!