Ketika kita telah tumbuh menjadi dewasa, konflik yang dialami semakin banyak dan beragam. Apalagi ketika telah membentuk suatu hubungan rumah tangga, konflik bisa terjadi dikarenakan faktor kerjaan di kantor, ekonomi, kurangnya untuk saling memahami antar pasangan, penerapan pola asuh yang berbeda pada anak, dan masih banyak lagi. Adanya konflik-konflik tersebut akan memicu terjadinya pertengkaran di dalam rumah tangga, yang tanpa disadari menjadi tontonan langsung bagi anak kita. Terkadang orangtua menganggap anak masih kecil dan belum mengerti, sehingga tidak menjadi masalah ketika hal itu terjadi. Namun tahukah parents, hal tersebut membawa dampak negatif pada anak.
Berikut beberapa dampak pertengkaran orangtua bagi anak :
- Anak akan menjadi trauma.
- Anak menjadi lebih tertutup dan membatasi diri untuk bergaul.
- Kurang fokus belajar dan prestasi belajar di sekolah menjadi menurun.
- Image orangtua berubah di mata anak. Ayah/ibu yang dulunya dinilai sebagai orangtua yang baik, penyayang dan perhatian akan dianggap “orang yang salah” di mata anak.
- Rentan terjerumus pada narkoba, pergaulan bebas, pornografi, dll.
- Pesimis dan tidak percaya diri.
Jika pertengkaran tersebut terpaksa terjadi, maka usahakan untuk melakukan hal ini :
- Tidak bertengkar di area pandang dan dengar anak.
- Tidak melibatkan kekerasan fisik.
- Berikan kebebasan anak untuk tetap memiliki waktu bersama ibu dan ayahnya.
- Selama bertengkar, orangtua tetap memperlihatkan kasih sayangnya terhadap anak.
- Temukan solusi segera.
- Minta bantuan pendampingan psikolog bagi anak jika konflik berkepanjangan.
Bagaimanapun juga konflik rentan muncul di dalam kehidupan, setidaknya kita dapat mengelola emosi dan perilaku agar tetap positif.
Happy parenting smart parents!