Ide Latihan Kegiatan Motorik Kasar di Rumah

Ketika membicarakan kondisi anak berkebutuhan khusus, maka hal ini tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan sensori. Oleh, karena itu orangtua perlu mengetahui dan melakukan ragam kegiatan exercise untuk memenuhi kebutuhan sensori anak. Salah satu kebutuhan sensori yang perlu dipenuhi adalah olah gerak tubuh motorik kasar, yang mana bila kebutuhan olah gerak tubuh ini tidak terpenuhi maka dapat mengganggu sikap belajar anak, seperti sulit duduk dengan tenang saat belajar, mudah letih saat menulis, dan sulit fokus. Motorik kasar sendiri adalah gerakan tubuh yang mengunakan otot-otot besar sebagian atau seluruh tubuh yang disertai dengan koordinasi gerak antar anggota tubuh. Lalu kegiatan apa saja yang dapat memenuhi kebutuhan motorik kasar untuk anak? Berikut contoh kegiatan motorik kasar yang bisa mendukung stimulasi gerak tubuh anak berdasarkan urutan tahap kemampuan anak

1.Merayap

Ajak anak untuk latihan merayap terlebih dahulu. Kegiatan ini akan membantu anak melatih kekuatan otot tangan dan otot kaki secara bersamaan agar dapat mendorong seluruh tubuhnya bergerak ke depan. Pada kegiatan ini, sebagian anak mungkin akan melakukannya dengan hanya mengandalkan kekuatan otot tangan yaitu menarik tubuhnya menggunakan tangan, tanpa melibatkan otot kaki untuk membantu mendorong tubuhnya ke depan. Maka usahakan untuk tetap mengarahkan anak merayap dengan cara yang tepat, yaitu menggunakan tangan untuk menarik tubuh bersamaan dengan menggerakkan kaki untuk ikut mendorong tubuhnya ke depan.

2. Merangkak

Secara umum kegiatan merangkak paling mudah untuk di lakukan, namun banyak anak yang masih salah ketika merangkak. Seperti posisi telapak tangan yang masih keluar dan gerakan kaki yang masih di seret secara bersamaan kanan dan kiri. Padahal gerakan merangkak ini sangat mendukung dalam koordinasi tangan dan kaki. Maka latihlah anak untuk merangkak dengan cara yang benar, orangtua juga dapat memberi contoh langsung agar anak dapat menirnya. Setelah anak dirasa cukup mampu, orangtua boleh memvariasikan gerakan merangkak tersebut secara zigzag atau dengan memberikan halang rintang di lantai.

3. Jalan jongkok

Kegiatan ini sangat mudah dilakukan, ajak anak untuk duduk jongkok, lalu intruksikan untuk berjalan dalam posisi jongkok tersebut. Tujuan jalan jongkok adalah untuk menguatkan bagian otot paha dan kaki serta mengatur gerak anak yang hiperaktif.

4. Berjalan

Kegiatan ini tentunya merupakan kegiatan yang paling mudah dilakukan karena hanya mengandalkan gerakan kaki. Namun untuk latihan motorik kasar ini, ajaklah anak untuk memvariasikan jalan dengan berjalan secara mundur ke belakang. Tujuan dari latihan ini adalah untuk membantu anak melatih kemampuan fokus ketika berjalan yang akan berdampak pada kemampuan fokusnya dalam melakukan suatu tugas.

5. Melompat

Pada anak usia dini, melompat dapat dilatih terlebih dahulu dengan menggunakan trampolin dengan disertai contoh dari orangtua. Bila anak sudah cukup mampu melakukan lompatan di trampoline, latih anak untuk melompat di lantai, yang mana gerakan ini membutuhkan kekuatan otot kaki dan lutut. Kegiatan melompat akan membantu sensori gerak dan keseimbangan anak yang mana anak harus tahu tempo kapan harus melompat dan bagaimana harus menjaga keseimbangannya ketika mendarat dari lompatan. Lompatan pun nantinya dapat divariasikan dengan cara lain seperti lompat kedepan, kesamping, kebelakang, lompat dengan satu kaki dan lainnya.

6. Berlari

Untuk anak yang cenderung hiperaktif dan hobi berlari mungkin bisa di salurkan dengan kegiatan olahraga ini. Kegiatan biasanya dilakukan sebelum anak melakukan aktivitas akademik agar tenaga/energi yang dimiliki bisa tersalurkan terlebih dahulu agar nantinya anak mampu mengikuti pembelajaran dengan tenang, fokus, tanpa ada aktivitas berlari-lari lagi. Sedangkan untuk anak yang cenderung pasif, kegiatan berlari bisa dilakukan di akhir kegiatan akademik dengan menggunakan waktu dan jarak tertentu. Secara keseluruhan, kegiatan ini bermanfaat untuk mengatur pola gerak,, tempo gerakan dan menyeimbangkan energy gerak anak, seperti kondisi hiperaktif yang dapat dikurangi keaktifannya begitupun sebaliknya.

Penulis: Dicky Age Tresna, S.Pd