Makin ngeri ya ketika menyalakan TV, membuka koran atau media online, hampir semua membahas tentang kekerasan seksual pada anak, baik itu antara orang dewasa kepada anak, maupun antara anak dan teman sebayanya. Mengapa demikian….??
Karena kurangnya pemahaman seks edukasi yang dimiliki anak, sehingga anak tidak tahu cara untuk melindungi dirinya, menghargai tubuhnya, dan mencari informasi dari sumber yang tepat. Ironisnya anak lebih banyak tahu tentang seks dari teman, internet dan media pornografi (game, video, majalah, dll). Hanya sekitar 5% anak yang tahu tentang seks edukasi dari orangtuanya. Padahal orangtua seharusnya menjadi pihak pertama yang mengajarkan hal mengenai seks.
Kenapa harus orangtua, padahal ada guru yang dapat mengajarkan anak mengenai hal itu?? Membahas seks secara terbuka dengan anak justru memberi orangtua kesempatan untuk memberikan informasi yang sesuai dan akurat, dengan begitu anak tidak akan mencari-cari sumber sendiri yang belum tentu aman dan tepat. Selain itu, anak akan lebih percaya dan terbuka karena dia tahu bahwa orangtua dapat diajak bicara tentang hal yang paling pribadi sekalipun. Anak tidak hanya menganggap ayah ibunya sebagai orangtua saja, tapi juga sebagai teman, sahabat dan tempat curhat.
Lalu bagaimana sih cara orangtua mendiskusikan mengenai seks edukasi yang nyaman dengan anak?
1. Tidak menjadikan diskusi mengenai seks sebagai pembahasan yang berat, karena bagi anak membahas mengenai seks edukasi merupakan materi yang baru, sensitif dan mungkin tabu baginya.
2. Ajak anak bertukar pikiran. Berikan anak kesempatan untuk berpendapat mengenai seks menurut sudut pandangan anak.
3. Orangtua dapat berbicara dengan bahasa yang dapat dipahami oleh anak.
4. Orangtua dapat menyesuaikan situasi lingkungan dan kondisi anak ketika ingin menyampaikan atau mendiskusikan mengenai seks edukasi.
Further info call / whatsapp 0811 118 2412 or visit www.klikpsikolog.com untuk informasi, sharing kegiatan, dan pelayanan psikolog online gratis tentang perkembangan anak dan kurikulum pendidikan alternative homeschooling bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus seperti anak dengan specktrum Autis, Asperger, ADHD, ADD, Kesulitan Belajar, dan lain sebagainya