Seiring dengan bertambahnya usia dan interaksi sosial yang semakin kompleks, anak-anak dituntut untuk tidak hanya mempelajari aturan sosial, namun juga perlu belajar untuk menetapkan boundaries. Boundaries dalam sebuah hubungan adalah batasan yang ditetapkan untuk diri sendiri dalam rangka menjaga kenyamanan dan tetap menghormati orang lain. Seperti orang dewasa pada umumnya, sebaiknya anak juga mampu menetapkan batasan, apa yang menurutnya boleh dan tidak boleh dilakukan oleh orang lain dalam konteks relasi sosial. Perlu adanya kemampuan untuk mengenali apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh diri sendiri sekaligus menyesuaikannya dengan kondisi lingkungan serta orang lain. Agar mampu menetapkan boundaries, anak harus mengedepankan empati dan self awareness.
Dengan empati, anak mampu mengembangkan kesadarannya tentang perasaan orang lain dan mempertimbangkan perilaku dan sikap yang akan ditampilkan. Di saat yang bersamaan, anak juga perlu memahami perasaannya sendiri dan menyadari sejauh mana batasan ia bisa merasa nyaman. Dalam menanamkan empati, orangtua bisa mirroring perasaan anak dalam rangka memunculkan perspektif dari sudut pandang orang lain. Mengajarkan anak untuk menunjukkan sikap empati sama pentingnya dengan mengajarkan anak untuk menetapkan batasan dari anak lain yang berpotensi menyakiti. Orangtua bisa membantu anak membuat perencanaan mengenai apa yang bisa dilakukan saat ada orang lain yang tidak menghargai perasaannya atau batasan seperti apa yang bisa ditetapkan oleh anak untuk melindungi dirinya sendiri. Skenario sosial juga bisa dibuat, misalnya apa yang akan anak lakukan saat ada temannya yang mendorong, memaksa melakukan suatu tindakan yang tidak disukai, dan lain sebagainya. Orangtua juga bisa memberikan contoh bagaimana menetapkan batasan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya contoh perilaku bisa memberikan pemahaman kepada anak bahwa kita boleh memperhatikan hak diri kita dan menjaga keberhargaan diri sendiri. Jika anak sudah biasa berkomunikasi dengan baik, diskusi juga bisa dilakukan. Orangtua bisa memancing anak dengan situasi yang terjadi di media atau di lingkungan sekitar.
Penerimaan dan penghargaan atas kemauan dan keinginan anak juga menjadi faktor penting bagi anak untuk mengembangkan self awareness, self concept, serta self esteem-nya. Anak dapat tumbuh menjadi individu yang mampu mengenali kebutuhan diri serta mencintai dan melindungi hak-hak dirinya. Untuk mewujudkan kondisi ini, orangtua diharapkan untuk tidak memaksa anak melakukan tindakan yang anak sendiri tidak suka atau tidak nyaman. Sebagai gantinya, orangtua bisa melatih anak untuk mengungkapkan hal-hal yang membuatnya nyaman dan tidak nyaman serta mengajarkan anak untuk menolak atau mengatakan tidak saat diminta orang lain untuk melakukan tindakan yang tidak ia suka. Dengan latihan yang rutin, anak bisa terlatih untuk menetapkan boundaries saat berinteraksi dengan orang lain.
Penulis : Listiyani Wahyuningsih, M.Psi., Psikolog
Picture: <a href=’https://www.freepik.com/photos/background’>Background photo created by freepik – www.freepik.com</a>