Mengajarkan Keamanan Diri Pada Anak

Keamanan-diri.jpgSaat memasuki usia sekolah, anak sudah mulai memiliki lingkungan untuk bersosialisasi selain keluarga. Artinya, anak mulai bertemu dengan orang banyak disekitarnya. Hal ini tentu membuat pengawasan orangtua terhadap anak menjadi berkurang. Apalagi jika anak sedang mengikuti kegiatan diluar sekolah seperti karyawisata dan bermain dengan temannya di luar rumah. Maraknya kasus kejahatan yang terjadi di sekitar kita saat ini menandakan bahwa perlu bagi orangtua untuk mengajarkan anak mengenai cara menjaga dirinya saat berada di lingkungan umum agar tetap aman dan terhindar dari berbagai macam bahaya.

  1. Kenalkan batasan fisik pada anak

Hal pertama dalam mengajarkan keamanan pada anak adalah dengan mengenalkan batasan fisik yang harus anak pahami seperti bagian tubuh mana saja yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh orang lain. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak dan gunakan media pendukung seperti buku cerita bergambar  atau worksheet agar lebih menarik.

  1. Kenalkan berbagai simbol di tempat umum

Mengenalkan berbagai simbol yang ada di jalan atau di tempat umum kepada anak juga penting agar anak dapat memahami makna dari simbol tersebut. Contohnya jika sedang berpergian bersama, orangtua dapat menunjukkan rambu lalu simbol toilet, lokasi petugas keamanan  atau lokasi-lokasi penting lainnya sehingga saat anak sedang berpergian tanpa orangtua dan memiliki suatu kendala, anak tidak akan mudah panik. Minta anak untuk mencermati simbol-simbol yang sudah ada, dengan begitu anak pun akan lebih mandiri.

  1. Memberikan wawasan bahwa tidak semua orang asing berbahaya dan pemahaman tentang orang asing mana yang perlu dihindari

Ajarkan anak berbagai karakteristik orang asing yang harus diwaspadai agar anak tidak mudah terpengaruh. Jelaskan kepada anak dengan bahasa yang mudah dipahami bahwa tidak ada orang asing yang mendekati anak-anak untuk tujuan tertentu seperti meminta anak untuk menerima makanan yang diberikannya, meminta anak untuk melakukan hal-hal yang tidak wajar atau meminta anak ikut pergi bersama tanpa ada konfirmasi dari orangtua.

Disisi lain, anak juga perlu memahami bahwa tidak semua orang asing yang ditemuinya memiliki niat jahat. Ajak anak untuk dapat mengenal dan berkomunikasi langsung dengan banyak orang seperti sanak saudara, petugas yang ada di tempat umum, petugas yang ada di sekolah dan orang dewasa yang diberi kepercayaan oleh orangtua. Anak harus pandai mencermati orang asing mana saja yang aman untuk diajak berkomunikasi dan yang tidak. Orangtua dapat membantunya dengan memberikan kesempatan pada anak untuk membayar di kasir sendiri, memesan sesuatu dengan petugas dan kegiatan lain yang mengharuskan anak untuk berani berbicara dengan orang asing. Tegaskan pada anak untuk selalu bersikap ramah dan sopan ketika bertemu dengan orang lain namun tetap mengingat tanda-tanda yang telah disepakati bersama.

  1. Memberikan kesempatan pada anak untuk mengendalikan situasi

Berikanlah kesempatan pada anak untuk mengendalikan situasi saat sedang berpergian tanpa orangtua atau saat sedang tersesat. Disini orangtua harus menjelaskan berbagai kemungkinan situasi yang dapat terjadi misalnya jika anak tersesat atau dihampiri oleh orang asing yang mencurigakan. Yakinkan anak untuk berani dan tidak ragu untuk menghampiri petugas keamanan yang berseragam, penjaga toko atau petugas sekitar untuk membantunya jika membutuhkan pertolongan. Jika dirasa sulit untuk menjangkau petugas setempat, mintalah bantuan kepada orang dewasa yang terlihat membawa keluarga karena keluarga diyakini cukup aman untuk dimintai pertolongan. Anak juga diharapkan untuk selalu membawa nomor telepon orangtua sehingga jika terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, orang yang dimintai pertolongan dapat menghubungi orangtua secara langsung.

Semoga bermanfaat

Penulis: Amelia Ajrina, S.Psi