Menjaga Keharmonisan Pasangan dalam Rumah Tangga

Ayah Bunda bagaimana hubungan rumah tangga yang sudah dibina selama ini? Apakah membuat Ayah Bunda bahagia? Atau malah membuat Ayah Bunda stress? Membangun rumah tangga tentu bukan perkara yang mudah, apalagi mempertahankan hingga maut yang memisahkan. Tentunya banyak tantangan yang perlu dihadapi bersama jika ingin rumah tangga utuh, ya Ayah Bunda. “Saling” merupakan kata yang tepat untuk membantu Ayah Bunda mewujudkan rumah tangga yang dicita-citakan selama ini. Begitu juga dalam menjaga keharmonisan rumah tangga yang juga perlu kata “saling” di dalamnya. Berikut beberapa langkah yang dapat Ayah Bunda lakukan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga hingga akhir hayat:

  • Berperanlah sebagai seorang sahabat

Selain Ayah Bunda berperan suami istri dalam keluarga, berperan jugalah sebagai seorang sahabat bagi satu sama lain. Coba tanyakan dalam diri bagaimana Ayah Bunda memperlakukan sahabat selama ini? Jawaban paling banyak pastinya berusaha untuk memberikan yang terbaik dari diri. Ya, begitu juga ketika Ayah Bunda mau berperan sebagai seorang sahabat dalam rumah tangga, ingatlah bagaimana seseorang memperlakukan sahabatnya dan pertimbangkan hal tersebut dalam membina hubungan Ayah Bunda. Jika Ayah Bunda bersahabat, maka diharapkan penyesuaian lebih mudah untuk satu sama lain, akan menemukan jalan tengah ketika menghadapi konflik dan Ayah Bunda akan rela berbagi mimpi tanpa merasa salah satu paling berkorban. 

  • Belajar menertawakan diri sendiri (Humor)

Seberapa sering Ayah Bunda menertawakan sikap dan perilaku sendiri? Menertawakan kekonyolan atau kebodohan yang dibuat oleh diri dan pasangan menjadi salah satu hal yang dapat menjaga keharmonisan rumah tangga. Hal yang wajar jika kita menampilkan kekurangan, baik dengan pasangan maupun keluarga, dan bersikaplah lumrah ketika pasangan maupun keluarga menunjukkan kekurangan di depan Ayah Bunda. Ya, itu mendukung terciptanya humor di dalam keluarga. Ketidakmampuan mempertahankan rasa humor mendorong ucapan kata-kata kasar dan bantahan dari mulut Ayah Bunda yang tentunya dapat memicu pertengkaran. 

  • Berdamai dengan yang sudah berlalu

Jika Ayah Bunda masih diliputi oleh kenangan-kenangan masa lalu, apalagi hal tersebut suatu hal yang menyakitkan untuk diingat, maka Ayah Bunda akan menjadi cemas, takut, gelisah, curiga, frustasi, dan tidak menutup kemungkinan mengalami gangguan psikologis. Mulailah untuk belajar menerima dan memaafkan kejadian tersebut tanpa menghakimi lagi dengan cara melihat dari sudut pandang lain. Sesungguhnya masalah di depan dalam menjalankan rumah tangga jauh lebih perlu untuk dihadapi daripada yang sudah berlalu. Karena Ayah Bunda tidak dapat kembali ke masa lalu, namun dapat memperbaiki kondisi saat ini untuk masa depan.

  • Lakukan apa saja untuk mengungkapkan CINTA

Jika Ayah Bunda merasa hubungan yang ada saat ini mulai terasa dingin, yuk hangatkan dengan cara ungkapkan rasa Cinta Ayah Bunda. Ayah Bunda dapat sesekali menggoda pasangan agar tercipta kembali gelora asmara yang selama ini redup. Ayah Bunda juga dapat melakukan perubahan-perubahan kecil untuk membuat pasangan kembali merasa nyaman. Saling memperbaiki diri dapat membuat hubungan Ayah Bunda kembali menghangat.

  • Bersyukur dengan yang ada saat ini.

Ada pepatah yang mengatakan “Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”. Eits percayalah yang benar adalah “Rumput tetangga TIDAK LEBIH HIJAU dari rumput sendiri.” Ya Ayah Bunda, jika kita terus membandingkan apa yang kita punya dengan orang lain, maka kita akan selalu merasa kekurangan. Ibarat sekalipun kita sudah tinggal di Dubai, tapi rasanya selalu kurang. Tidak pernah merasa cukup dengan pasangan dan keluarga saat ini karena Ayah Bunda belum bersyukur sepenuhnya. Jika Ayah Bunda mulai berpikir seperti itu, stop memikirkan siapa yang lebih baik dari siapa. Cobalah untuk mencari tahu bagaimana agar hubungan Ayah Bunda yang sudah dijalani selama ini menjadi lebih baik kedepannya. 

Mari Ayah Bunda yuk mulai praktikkan langkah-langkah diatas untuk memperkuat hubungan rumah tangga yang mulai merenggang. Perlu diingat jika setiap hal butuh proses dan yakinlah dengan diri Ayah Bunda  bisa melewati masa-masa kritis dalam rumah tangga. Terapkan kata “saling” untuk setiap hal yang akan Ayah Bunda ambil.

Semangat berproses Ayah Bunda Hebat. Selamat menikmati proses tumbuh dan berkembangnya diri.

Penulis: Niken Woro Indriastuti, M.Psi., Psikolog