“Independence is an essential life skill and one that needs to be nurtured from an early age. Fostering independence means teaching children to do things for themselves but also think for themselves. It is one of the key factors that will make your children successful adults.”
Proses penanaman kemandirian pada anak dimulai dari kesediaan orangtua dalam memberikan kepercayaan pada anak untuk melakukan aktivitas secara mandiri. Proses ini menjadi momen penting bagi anak untuk memunculkan sense of self, self esteem, toleransi terhadap frustasi dan kegigihan. Penanaman kemandirian pada anak membutuhkan waktu, proses, dan kesabaran. Seringkali orangtua tidak sabar dalam mengamati anaknya mengalami kegagalan, merasa frustasi, atau kecewa saat melakukan aktivitas secara mandiri, dan kemudian orangtua mengambil alih pekerjaan tersebut yang mana hal tersebut justru rentan menghambat proses penanaman kemandirian anak. Berikut beberapa tips penanaman kemandirian pada anak yang bisa orangtua lakukan di rumah:
- Tetapkan Agenda Rutin
Adanya agenda atau rutinitas yang konsisten dilakukan merupakan faktor penting dalam menjaga kemandirian anak. Sama seperti orang dewasa, ketika anak-anak dapat mengantisipasi dan memprediksi kegiatan hariannya, maka mereka lebih siap untuk menampilkan tanggung jawab dan tidak bergantung pada orang lain. Orangtua hanya perlu memantau bagaimana pelaksanaan rutinitas tersebut dan memberikan kepercayaan kepada anak bahwa mereka mampu melakukannya sendiri.
- Biarkan Anak Memilih
Cara lain yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk menanamkan kemandirian pada anak adalah memberikan pilihan. Libatkan anak dalam memutuskan apa yang akan dipakai, apa yang akan dimainkan, atau jenis makanan yang akan dimakan. Adanya kesempatan untuk membuat pilihan ini bisa meminimalisir ketergantungan anak pada orang lain.
- Berikan Kesempatan Anak untuk Membantu
Pada dasarnya anak-anak sangat suka dilibatkan dalam suatu aktivitas atau memberikan bantuan. Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk membantu, maka orangtua sudah berperan dalam penanaman kemandirian dan kepercayaan diri mereka dalam mempelajari hal baru. Komunikasikan kepada anak bahwa orangtua mempercayai mereka untuk melakukan tugas tersebut sehingga mereka juga semangat dan antusias untuk menyelesaikan secara mandiri.
- Berikan Tugas yang Sesuai dengan Usia dan Kemampuan Anak
Sejak anak usia balita, orangtua bisa mulai memberikan tugas harian kepada anak dalam rangka menanamkan kemandirian. Tugas ini perlu disesuaikan dengan usia dan kemampuannya, jangan sampai anak merasa kesulitan karena beban kerja terlalu berat dan berakhir dengan bergantung lagi dengan orang tua. Tugas-tugas sederhana bisa menjadi batu loncatan penting untuk meningkatkan kemampuannya menyelesaikan tugas yang lebih kompleks. Adanya tugas harian yang diberikan kepada anak dapat memunculkan rasa tanggung jawab dan kemandirian, mengembangkan executive function, menanamkan etos kerja, dan memupuk empati pada anak.
- Latih Anak untuk Menyelesaikan Masalah
Untuk bisa menunjukkan kemandirian, salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah problem solving. Orangtua perlu memberikan kesempatan dan tantangan kepada anak untuk bisa mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Yang bisa dilakukan orangtua untuk mengasah kemampuan ini adalah dengan memberikan tugas yang sedikit menantang, sehingga anak terpacu untuk menyelesaikan masalah, menghadapi rasa frustrasi, dan bertahan dalam situasi yang menantang.
- Berikan Kesempatan Melakukan Free Play
Independent dan unstructured play sangat penting untuk meningkatkan kemandirian, kreativitas, problem solving skill, dan otonomi anak. Sediakan sarana dan prasarana untuk bermain anak dan biarkan mereka berkreasi dengan caranya sendiri. Saat anak merasa bingung dan stuck, orangtua bisa membantu menawarkan ide atau berkomentar terhadap apa yang anak lakukan, serta mendorong anak untuk mencoba lagi secara mandiri.
- Biarkan Apresiasi saat Anak mau Berusaha
Faktor penting lain yang perlu diperhatikan saat menanamkan kemandirian pada anak adalah memastikan anak tahu bahwa orangtua menyadari usaha, kegigihan, dan keberaniannya dalam melakukan suatu tugas. Berikan apresiasi dan positive attention atas usaha dan kegigihan yang ditampilkan oleh anak. Atensi dan apresiasi dari orangtua bisa memperkuat kemunculan perilaku di kemudian hari.
Penulis : Listiyani Wahyuningsih, M.Psi., Psikolog
picture: Background photo created by freepic.diller – www.freepik.com