Pendekatan Pengasuhan

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Mother Comforts Crying Baby Girl

Dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia anak, mayoritas orangtua merasakan dan meyakini bahwa menjadi orangtua adalah kombinasi dari ilmu pengetahuan, wejangan orangtua, dan praktek uji coba. Beberapa orangtua berusaha memahami seni menjadi orangtua dengan mengenal beberapa jenis pendekatan yang sering digunakan di kehidupan sehari-hari.

Pendekan penuh empati

Pahami perilaku anak dengan berusaha menempatkan diri sebagai anak dengan segala kemampuan dan kelemahan yang ia miliki di usianya serta berdasarkan karateristik perkembangannya. Dengan demikian orangtua dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional dengan maksimal.

Disiplin penuh cinta

Berikan konsekuensi negatif atau positif atas perilaku yang tidak diharapkan dan diharapkan segera setelah perilaku tersebut muncul. Hindari hukuman fisik. Pahami bahwa anak mempelajari reaksi fisik, emosi, dan perkataan anda terhadap perilaku yang ia tampilkan. Perilaku yang ditampilkan anak tidak selalu berkaitan dengan diri orangtua melainkan selalu menggambarkan apa yang ia butuhkan. Jika perilaku yang tidak diharapkan muncul, tenangkan diri anda, mundur sebentar, dan pahami apa yang terjadi didalam diri anak dan pada lingkungan sekitar anak.

Tuliskan aturan rumah

Tetapkan aturan rumah, tempel ditempat yang mudah dilihat, ulangi setiap hari, lakukan setiap saat, dan negosiasikan konsekuensinya dengan anak.

Kombinasikan logika dengan cinta

Anak perlu selalu mengetahui, merasakan, dan melihat bahwa orangtua mencintainya. Penggunaan hukuman fisik seringkali memudahkan orangtua mendapatkan apa yang diharapkan dari anak, namun menggaburkan pemahaman anak atas rasa cinta orangtua kepadanya.

Ketika masalah muncul, orangtua diharapkan tetap menggunakan suara yang tenang dan berlogika bersama anak. Orangtua sebaiknya bertanya apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan apa yang akan dilakukan anak selanjutnya. Teknik ini selain akan mengakrabkan hubungan orangtua-anak juga akan meningkatkan kemandirian anak.

Berikan pilihan

Untuk memahami posisi dan peran masing-masing dalam setiap situasi, orangtua dan anak diharapkan terbiasa menuliskan pilihan-pilihan solusi dari masalah yang dihadapi.

Abaikan

Abaikan perilaku anak yang tidak diharapkan. Anak pun akan memahaminya sebagai perilaku netral yang tidak mendapatkan respon apapun dan perlahan perilaku itu akan hilang. Ketika perilaku yang tidak diharapkan sudah hilang dan berganti dengan perilaku yang diharapkan maka berikan pujian / konsekuensi positif lainnya secara konsisten.

Konsekuensi positif dan negatif

Konsekuensi adalah sesuatu yang muncul segera setelah kemunculan perilaku anak. Jika anak menampilkan perilaku yang diharapkan secara sosial maka konsekuensi positif pun muncul dan demikian sebaliknya. Satu hal dapat menjadi konsekuensi positif dan juga dapat menjadi konsekuensi negatif tergantung kemunculannya. Sebagai contoh: pujian. Pujian dapat menjadi konsekuensi positif ketika pujian muncul setelah anak menampilkan perilaku yang diharapkan secara sosial. Disisi lain, pujian dapat menjadi konsekuensi negatif jika kemunculannya ditiadakan setelah anak melakukan perilaku yang tidak diharapkan secara sosial.

Cerita sosial

Gunakan cerita sosial untuk menjelaskan situasi yang sering terjadi kehidupan sehari-hari. Melalui cerita-cerita sosial tersebut, anak akan dapat memahami apa yang diharapkan dan apa yang tidak diharapkan orang di sekitarnya termasuk orangtua.

Evaluasi dan perbaiki

Pengasuhan adalah seni. Seni memiliki arti dan penerapan teknik yang berbeda antara satu individu dan yang lainnya. Oleh karena itu, evaluasi setiap teknik yang diterapkan lalu perbaiki apa yang dirasakan kurang tepat.

Siap menjadi tidak sempurna

Tidak ada orangtua yang sempurna. Tidak ada anak yang sempurna. Tidak ada pengasuhan yang sempurna. Itu sebabnya proses pengasuhan adalah proses belajar yang unik antar orangtua dan masing-masing anak.

Happy parenting:*

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail