Peran Orangtua dalam Membangun Critical Thinking Pada Anak

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Critical thinking atau berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisa kebenaran dari suatu informasi. Tidak hanya untuk orang dewasa, berpikir kritis perlu ditanamkan pada anak sedini mungkin agar nantinya ia tumbuh menjadi seseorang yang mampu mengevaluasi masalah dan isu-isu tertentu, yang mana akan membangunnya menjadi pribadi yang open-minded. Mengajarkan anak untuk berpikir kritis menjadi hal penting mengingat masih banyaknya sistem belajar yang menggunakan metode ceramah dalam proses kegiatan belajar sehingga kurang mengutamakan kemampuan berpikir kritis anak di sekolah. Padahal anak perlu untuk mempertanyakan sesuatu yang terjadi padanya, menganalisa informasi dan mengenali fakta. Jika anak belajar berpendapat atau mengajukan pertanyaan dengan benar berarti ia belajar menguraikan fakta, kemudian menyaring semua informasi yang diterima hingga mencapai kebenaran sehingga anak tidak akan “menelan” mentah-mentah apapun yang ia dengar. Seringnya, anak di sekolah dilatih untuk menemukan jawaban yang benar atau harus sesuai dengan standar yang ada, membuat anak jarang untuk bisa berpikir kreatif / “out of the box”, bahkan tidak percaya diri akan kemampuannya. Foundation for Critical Thinking merumuskan 5 hal yang dapat membantu orangtua dalam membantu anak untuk berpikir kritis:

1. Be Clear

Ajari anak untuk berani bertanya kepada orangtua, guru atau orang yang terpercaya pada saat mereka tidak mengerti atau belum mengerti sepenuhnya akan sesuatu seperti tentang pelajaran, suatu istilah dan sebagainya. Berikan keyakinan bahwa berani bertanya itu baik. Dengan diberi dukungan seperti ini, dengan sendirinya akan meningkatkan rasa keingintahuan dan percaya diri anak.

2. Be Accurate

Latih anak untuk mengecek kembali akan kebenaran tentang apa yang ia lihat dan dengar. Misalnya, saat mendapatkan nilai yang kurang baik di sekolah, anak mampu mengecek apa yang kurang dari hasil belajarnya hingga ia memahami letak kesalahan dan memperbaiki dirinya.

3. Be Relevant

Ajak anak untuk berdiskusi tentang tentang bagaimana kesehariannya di sekolah, bagaimana teman-temannya atau apapun yang berkaitan dengan dunianya. Minta anak untuk bercerita, mengeluarkan pendapatnya dan bimbinglah mereka untuk tetap berdiskusi dalam suatu topik agar tidak membicarakan hal lain diluar topik pembicaraan.

4. Be Logical

Kemampuan berpikir logis akan membantu anak untuk melihat bagaimana suatu peristiwa dapat terjadi. Berpikir logis juga dapat membuat anak merespon situasi dengan cepat. Jika anak memiliki pendapat terhadap suatu persitiwa, berikan kesempatan padanya untuk membuktikan kebenarannya.

5. Be Fair

Saat mengajarkan anak dalam membuat keputusan, ingatkan ia untuk mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada disekitarnya. Misalnya saat anak ingin menggunakan tas mahal ke sekolah, pertimbangkanlah apakah hal tersebut bertentangan dengan peraturan sekolah? Atau jika anak ingin membeli mainan baru, bagaimana kah dengan mainan lamanya?

Semoga artikel ini bermanfaat 🙂

Penulis : Amelia Ajrina, S.Psi

Picture : <a href=”https://www.freepik.com/free-photo/installing-education-holding-technology-raised_1074597.htm”>Designed by Creativeart</a>

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail