Pada keluarga di Indonesia, beberapa pasangan suami istri banyak memilih untuk menitipkan pengasuh anak-anak kepada kakek dan neneknya ketika orangtua harus bekerja. Hal ini karena alasan situasi tertentu, mulai dari sulitnya mencari pengasuh anak (Nanny), mahalnya harga penitipan anak hingga alasan lebih mempercayai kakek dan nenek untuk menjaga anaknya ketika kedua orangtua harus bekerja. Tapi terkadang hal tersebut membuat hasil pengasuhan anak yang telah orangtua terapkan di rumah menjadi “bubar jalan”. Lalu hal-hal apa saja yang dapat orangtua lakukan untuk mencegah adanya konflik kepada kakek nenek?
- Santun membicarakan kepada kakek nenek secara terbuka mengenai harapan orangtua dalam merawat dan menerapkan pola asuh kepada anak.
- Hargai dan menerima pendapat kakek nenek, jika ia mempunyai cara pandang yang berbeda dengan cara pandang pengasuhan menurut orangtua. Namun jika padangan kakek nenek tidak sejalan dengan orangtua, orangtua dapat menjelaskan tujuan dari cara pengasuhannya.
- Ajak kakek nenek untuk menambah pengetahuannya tentang cara mengasuh anak, seperti mengajaknya mengikuti seminar perawatan dan pengasuhan anak, berkonsultasi mengenai pengasuhan anak kepada ahlinya, atau membaca majalah dan buku-buku tentang pengasuhan anak.
- Jelaskan pada kakek nenek, bahwa adanya perbedaan pola asuh akan menimbulkan kebingungan pada anak.
- Hindari perselisihan dengan kakek nenek secara terbuka di depan anak.
- Jalin kekompakan dan keakraban dengan kakek nenek agar tidak terjadi perselisihan, misalnya dengan melakukan kegiatan bersama.
Apapun perbedaan pendapat mengenai pengasuhan anak, pada dasarnya orangtua dan kakek nenek memiliki tujuan yang sama, yaitu menginginkan anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Harapannya, Orangtua dan kakek nenek dapat saling membuka mata, telinga, dan pikirannya untuk hal ini.